Kamis, 25 Maret 2010

Binatang Menjijikan

Kesan, sikap, atau perasaan jijik terhadap sesusatu adalah alamiah. Artinya itu sudah menjadi tabiat dasar manusia untuk suka dan tidak suka terhadap apa yang di ciptakan Allah di alam ini. Namun, pernahkah kita mengamati dari kaca mata lain bahwa ada sesuatu yang sangat menguntungkan dari binatang yang kita anggap jijik tersebut? Bagaimana mengetahui bahwa sesuatu yang dianggap jijik memliki keuntungan? Itulah tugas manusia memikirkannya.

  Dalam kitab An-Nawadir, dikisahkan bahwa dulu ada seorang yang melihat seekor kumbang. karena dianggap jelek bentuknya, ia berkatya," Makhluk ini sangat buruk. Rupanya jelek dan baunya busuk. Apa yang dikehendaki Allah dalam menciptakannya?".
Beberapa tahun kemudian orang itu di uji Allah dengan penyakit kulit. Sudah cukup lama, dan tidak sembuh-sembuh, seakan tidak ada resep mujarab untuk mengobatinya. Orang-orang pintar di datangi, tapi hasilnya nihil. Para tabib yang terkenal sekalipun tidak ada yang mampu menyembuhkannya, sehingga ia putus asa atas penyakitnya itu.

Suatu hari, ia mendengar suara seorang tukang tenun di jalanan. Ia lalu menyuruh keluarganya memanggil tukang tenun itu. Keluarganya menganggap aneh permintaan tersebut. Sebab mengobati penyakit bukanlah pekerjaan tukang tenun.
"Apa yang bisa dilakukan seorang tukang tenun, padahal tabib ternama saja sudah kewalahan?"
Orang sakit itu memaksa keluarganya memanggil tukang tenun itu. Mungkin dia yakin jika si tukang tenun itulah yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Ketika si tukang tenun melihat penyakitnya, tiba-tiba ia meminta seekor kumbang. Saran itu sempat menjadi ejekan.
" Mana mungkin kumbang bisa menjadi obat?", cibir mereka.
Tetapi si sakit ingat akan peristiwa dahulu ,ketika ia mencemooh kumbang. Karena itu ia memenuhi permintannya. "Berikanlah apa yang diminta orang itu. Sebab, dia lebih tau apa yang akan dilakukannya.'', ujar si Sakit.
    Lalu keluarganya memberikan apa yang diminta oleh si tukang tenun. Binatang tersebut dibakar dan abunya ditaburkan pada penyakit orang itu. Dengan kuasa Allah penyakit itu sembuh.Kemudian ia (si orang yg baru sembuh) berkata kepada banyak orang, "Ketahuilah bahwa Allah hendak menunjukkan kepadaku bahwa sesungguhnya di dalam tubuh makhluk-Nya yang paling hina sekali pun terdapat obat yang paling berguna. Dia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui segalanya."

    Jadi, jangan memberi kemudahan bagi hati kita untuk berburuk sanghka kepada ciptaan-Nya sekalipun buruk dalam pandangan umum. Who know? Dibalik keburukan yang tampak, tersimpan mutiara berharga.

Sumber: Abdillah F.Hasan,Setengah Syukur Setengah Sabar,(Diva press, 2009) halm.37

Selasa, 09 Maret 2010

Tanggung Jawab Kaum Ibu Terhadap Anak

Pada umumnya seorang ibu mengemban tanggung jawab lebih besar dalam mendidik dan mengasuh anak. Anak-anak umumnya menghabiskan sebagian besar waktu masa kanak-kanak mereka bersama ibunya. Fondasi masa depan anak terletak pada masa tersebut.

Oleh karena itu, kunci dari sikap buruk atau baik seseorang, kemajuan ataupun kemunduran suatu masyarakat, terletak pada kaum ibu. Kedudukan kaum wanita tidak terletak di pasar-pasar ataupun di posisi-posisi karier eksekutif. Kaum ibu semestinya adalah penghasil manusia-manusia unggul dan sempurna. Para menteri, pengacara, dan profesor yang saleh mesti berutang budi pada cinta kasih ibu mereka selama masa pertumbuhan mereka. Inilah makna dari hadis Rasulullah saw yang masyhur:

“Perempuan adalah tiang negara. Jika ia baik maka baiklah kondisi negara. Jika ia buruk maka buruklah kondisi negara.”

Orang tua yang membuahkan anak-anak yang jujur dan saleh, tidak hanya melayani anak-anak mereka dan masyarakat, melainkan juga menciptakan wadah bagi mereka dalam masyarakat. Anak-anak ini akan menjadi penolong bagi orang tuanya, kelak saat keduanya berusia lanjut. Jika para orang tua berupaya keras untuk mendidik dan mengasuh anak-anak mereka, maka mereka akan memperoleh buah yang baik pada masa lanjut usia mereka.

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Keturunan yang buruk adalah di antara penyebab terbesar kesulitan-kesulitan bagi orang tua.” (Ghurar al-Hikam:.189)

Imam Ali (sa) juga berkata: “Keturunan yang buruk akan menjatuhkan kehormatan orang tua, dan penerusnya pun akan dipermalukan.” (Ghurar al-Hikam: 80)

Rasulullah saw bersabda: “Semoga Allah memberkahi orang tua yang mendidik anak-anak mereka untuk berkelakuan baik terhadap mereka.” (Makârim Akhlâq: 517)


Sumber Silahkan akses:
http://www.alfusalam.web.id

Wassalam

kata siapa cinta nafsu???

Jangan pernah menganggap Cinta itu adalah nafsu belaka.
Karna Cinta pada dasarnya tulus dan bersih. dan itu anugrahNya yang diberikan kepada setiap manusia. tergantung bagaimana manusia itu mendapatkannya. jika cinta dipenuhi nafsu akan berakibat fatal. Tuhan tidak melarang kita cinta kepada apa yang ada dibumi juga isinya (Ortu, teman, kekasih, ataupun pada harta dan jabatan, juga pekerjaan)...
Hanya saja yang dilarang adalah cara mendapatkannya yang membuat kita lupa pada-Nya.

Contoh: Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita cinta (kekasih/pekerjaan/jabatan/harta) itulah yang dilarang karena cintanya bercampur nafsu..!!!

by-juan
salam saya untuk semua....!!!

Minggu, 10 Januari 2010

Lambang BRIGASPAD SMKN 1 CIKARANG BARAT (SMKN 1 KABUPATEN BEKASI)


Lambang BRIGASPAD SMKN 1 CIKARANG BARAT
(SMKN 1 KABUPATEN BEKASI)
  • BackGround berwara biru : mempunyai arti kesolidaritasan sesama anggota sesama makhluk hidup.
  • Roda Gigi : yang melambangkan sebuah penggerak kekompakkan dan kerja sama, keuletan dan kedinamisan.
  • 8 mata Roda Gigi : memiliki arti urutan bulan ke-8 (Agustus), bagi Bangsa Indonesia bulan itu merupakan bulan istimewa / Bulan kemerdekaan Negara RI.
  • Warna hitam dari roda gigi : memiliki arti kekokohan dan kewibawaan.
  • Background BRIGASPAD dan SMKN 1 CIKARANG BARAT (sekarang SMKN1 KABUPATEN BEKASI) berwarna putih : memiliki arti suci dalam pikiran, perbuatan, dan perbuatan. Serta bermakna satu kesatuan.
  • Lambang Burung Garuda dan Bendera Merah Putih : Melambangkan kebangsaan warga negara Indonesia.
  • dan 5 Lambang yang terdapat di dada Burung Garuda : memiliki makna Pancasila, yaitu;



    1. Ketuhanan Yang Maha Esa, dilambangkan dengan Bintang.
    2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dilambangkan dengan Rantai.
    3. Persatuan Indonesia, dilambangkan Pohon Beringin.
    4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, permusyawaratan, perwakilan. dilambangkan kepala Banteng.
    5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dilambangkan Padi dan Kapas.